Showing posts with label Berita Ekonomi terbaru. Show all posts
Showing posts with label Berita Ekonomi terbaru. Show all posts
, , , , , , ,

Perkembangan Ekonomi Amerika Serikat Terbaru

www.bisnis-forex.com- Perkembangan Ekonomi Amerika Serikat Terbaru,New York - Wall Street melambung mengirim indeks Dow ditutup di atas 18.000 untuk pertama kalinya pada Rabu (24/12) pagi WIB, setelah data pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS kuartal ketiga tumbuh spektakuler sebesar lima persen.

Indeks saham unggulan melewati ambang batas terbaru pada saat-saat pembukaan pasar dan tinggal di atas 18.000 pada sisa sesi perdagangan, melanjutkan apa yang disebut "Santa Claus Rally" yang dimulai setelah pertemuan Federal Reserve AS minggu lalu.

Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir pada 18.024,17, naik 64,73 poin (0,36 persen).


Indeks berbasis luas S&P 500 juga mencatat rekor baru, meningkat 3,63 poin (0,17 persen) menjadi 2.082,17, sementara indeks komposit teknologi Nasdaq turun 16,00 poin (0,33 persen) menjadi 4.765,42.

Pada tingkat lima persen, pertumbuhan ekonomi AS untuk kuartal ketiga adalah yang terbaik sejak 2003. Angka ini digambarkan sebagai "mind-blowing" oleh salah satu analis, juga lebih baik daripada estimasi pemerintah sebelumnya 3,9 persen dan 4,3 persen yang diproyeksikan oleh para analis.

Pengeluaran untuk konsumsi naik 3,2 persen, lompatan terbesar sejak akhir 2013. Analis juga menyebutkan pertumbuhan yang kuat dalam pertahanan pengeluaran dan ekspor.

Angka-angka pertumbuhan ekonomi AS menunjukkan "ekonomi menyala pada semua silinder untuk pertama kali di banyak kuartal," kata Chris Low, kepala ekonom di FTN Financial.

Namun, kegembiraan itu agak diimbangi data pesanan barang tahan lama AS -- indikator investasi bisnis -- yang turun 0,7 persen pada November.

Low mengatakan pesanan barang tahan lama menyiratkan bahwa belanja modal kuartal keempat akan menurun, mungkin tajam, "menunjukkan pertumbuhan kuat di kuartal ketiga akan diikuti oleh pertumbuhan lebih lambat pada kuartal keempat. " Rekor pada Selasa adalah yang ke-36 bagi Dow pada 2014, menurut S&P Dow Jones Indices.

Serentetan rekor terbaru dari ekuitas menyusul pertemuan Fed pada Rabu (17/12), di mana bank sentral AS mempertahankan suku bunga rendah, memberikan penilaian ekonomi yang cukup optimis dan mengatakan akan "bersabar" sebelum menaikkan suku bunganya.

Sektor-sektor menonjol pada Selasa termasuk bank-bank besar, seperti anggota Dow JPMorgan Chase dan Wells Fargo. Saham ritel Macy dan TJX Companies juga menguat, serta perusahaan minyak ExxonMobil dan Chevron karena harga minyak menguat dari terendah baru-baru ini.

Sektor terlemah adalah obat-obatan, termasuk anggota Dow Pfizer dan Merck serta perusahaan biotek Celgene dan Biogen. Investor mengkhawatirkan perang harga di antara perusahaan farmasi setelah perusahaan manajemen resep Express Scripts mengganti obat hepatitis Gilead Sciences dengan alternatif biaya lebih rendah dari saingannya AbbVie.

Saham-saham AS bisa naik lebih tinggi lagi dalam beberapa hari mendatang karena para manajer uang yang berinvestasi dalam ekuitas terlihat mempergunakan kesempatan sentimen positif, kata Mace Blicksilver, direktur Marblehead Asset Management.
, , , ,

Analisa Pergerakan Rupiah Saat Akhir Tahun

www.Bisnis-forex.com- Analisa Pergerakan Rupiah Saat Akhir Tahun,Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memperkirakan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat hingga akhir tahun cenderung tidak tajam.

"Kemarin ada gejolak tinggi utamanya dari luar negeri khususnya perkembangan di Rusia ada tekanan sehingga ada capital outflow dari Rusia dan spekulasi rapat di The Fed yang akan meningkatkan suku bunga dan harga minyak yang turun. Minggu ketiga (Desember-red) lebih tenang sampai akhir tahun tenang," kata Agus Martowardojo sebelum bertemu dengan Presiden di Kompleks Istana Presiden Jakarta, Selasa (23/12/2014).


Namun demikian, Gubernur BI mengingatkan tantangan akan terjadi pada 2015. "Tantangan (akan ada pada-red) semester pertama 2015," paparnya.

Dalam pertemuan dengan Presiden, Agus mengatakan akan disampaikan langkah dan kebijakan Bank Indonesia menghadapi fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

"Rapat oleh presiden untuk kita bisa membahas dan pahami terkait nilai tukar rupiah sehubungan akhir-akhir ini gejolak di dunia dan tentu dilihat kemungkinan dampak pada ekonomi umum ini baik dan salah satu yang dipuji dari Indonesia (adalah-red) koordinasi baik aspek moneter,fiskal dan riil ini kerjasama yang sedang dilaksanakan," katanya.

Gubernur Bank Indonesia mengatakan BI selalu ada di pasar dan mengambil langkah yang dipandang perlu menghadapi kondisi tersebut.

"Secara umum BI (berada-red) di pasar dan menjaga volatilitas. BI terus seandainya perlu kita akan lakukan bentuk intervensi, bukan hanya itu tapi meyakini kita keluarkan kebijakan prudentl dan faktor komunikasi dengan pemerintah," katanya.

Pertemuan dengan pemerintah, kata Agus, akan dimanfaatkan untuk berkomunikasi dengan otoritas keuangan di bidang fiskal dan moneter untuk langkah bersama menghadapi tantangan 2015.

"Rapat ini (akan-red) bahas mengenai koordinasi,BI jelaskan kondisi dan strategi, kemudian secara fiskal Menkeu (akan jelaskan-red) kondisi dan strategis riil sektor juga akan sampaikan penjelasan sehingga koordinasi baik akhir tahun dan awal tahun 2015," tegasnya.

Dalam pertemuan yang berlangsung di Ruang Jepara Istana Merdeka tersebut, Presiden Joko Widodo didampingi oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri BUMN Rini Suwandi, Seskab Andi Widjajanto dan Menkeu Bambang Brodjonegoro.

Hadir pula dalam pertemuan itu Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Ketua Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Hadad dan sejumlah pejabat lainnya.
, , , , , , ,

Target Perbaikan Inflasi Idonesia

www.Bisnis-forex.com- Target Perbaikan Inflasi Indonesia,Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Hendar memperkirakan laju inflasi akan kembali ke pola normal pada Februari 2015 setelah kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.


"Inflasi month to month (bulanan) akan kembali ke pola normal pada Februari 2015," ujar Hendar saat menghadiri seminar nasioal bertajuk Outlook Perekonomian Indonesia Tahun 2015 di Gedung BI, Jakarta, Kamis (4/12/2014).

Hendar menuturkan kebijakan penaikan harga BBM bersubsidi memang akan mendorong inflasi ke tingkat yang lebih tinggi. Namun, kenaikan itu diperkirakan hanya terjadi pada tiga bulan pertama setelah kenaikan harga BBM.

"Dua minggu yang lalu pemerintah menaikkan harga BBM. Dalam jangka pendek memang akan mendorong inflasi ke arah lebih tinggi, namun dalam jangka panjang banyak hal positif, bisa mengurangi impor minyak, realokasi ke infrastruktur, juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi," ujarnya.

Oleh karena itu, BI menyambut dan mendukung kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi tersebut sebagai langkah untuk reformasi fiskal yang dilakukan pemerintah serta BI juga memandang kebijakan tersebut sebagai langkah dasar dan sebagai bagian penting dari reformasi struktural dalam memperkuat fundamental perekonomian Indonesia.

"Meskipun terjadi peningkatan harga dalam jangka pendek, tekanan inflasi diyakini tetap akan terkendali dan bersifat temporer," pungkasnya.