, , , ,

Analisa Pergerakan Rupiah Saat Akhir Tahun

www.Bisnis-forex.com- Analisa Pergerakan Rupiah Saat Akhir Tahun,Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memperkirakan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat hingga akhir tahun cenderung tidak tajam.

"Kemarin ada gejolak tinggi utamanya dari luar negeri khususnya perkembangan di Rusia ada tekanan sehingga ada capital outflow dari Rusia dan spekulasi rapat di The Fed yang akan meningkatkan suku bunga dan harga minyak yang turun. Minggu ketiga (Desember-red) lebih tenang sampai akhir tahun tenang," kata Agus Martowardojo sebelum bertemu dengan Presiden di Kompleks Istana Presiden Jakarta, Selasa (23/12/2014).


Namun demikian, Gubernur BI mengingatkan tantangan akan terjadi pada 2015. "Tantangan (akan ada pada-red) semester pertama 2015," paparnya.

Dalam pertemuan dengan Presiden, Agus mengatakan akan disampaikan langkah dan kebijakan Bank Indonesia menghadapi fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

"Rapat oleh presiden untuk kita bisa membahas dan pahami terkait nilai tukar rupiah sehubungan akhir-akhir ini gejolak di dunia dan tentu dilihat kemungkinan dampak pada ekonomi umum ini baik dan salah satu yang dipuji dari Indonesia (adalah-red) koordinasi baik aspek moneter,fiskal dan riil ini kerjasama yang sedang dilaksanakan," katanya.

Gubernur Bank Indonesia mengatakan BI selalu ada di pasar dan mengambil langkah yang dipandang perlu menghadapi kondisi tersebut.

"Secara umum BI (berada-red) di pasar dan menjaga volatilitas. BI terus seandainya perlu kita akan lakukan bentuk intervensi, bukan hanya itu tapi meyakini kita keluarkan kebijakan prudentl dan faktor komunikasi dengan pemerintah," katanya.

Pertemuan dengan pemerintah, kata Agus, akan dimanfaatkan untuk berkomunikasi dengan otoritas keuangan di bidang fiskal dan moneter untuk langkah bersama menghadapi tantangan 2015.

"Rapat ini (akan-red) bahas mengenai koordinasi,BI jelaskan kondisi dan strategi, kemudian secara fiskal Menkeu (akan jelaskan-red) kondisi dan strategis riil sektor juga akan sampaikan penjelasan sehingga koordinasi baik akhir tahun dan awal tahun 2015," tegasnya.

Dalam pertemuan yang berlangsung di Ruang Jepara Istana Merdeka tersebut, Presiden Joko Widodo didampingi oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri BUMN Rini Suwandi, Seskab Andi Widjajanto dan Menkeu Bambang Brodjonegoro.

Hadir pula dalam pertemuan itu Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Ketua Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Hadad dan sejumlah pejabat lainnya.
, , , , , , ,

Target Perbaikan Inflasi Idonesia

www.Bisnis-forex.com- Target Perbaikan Inflasi Indonesia,Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Hendar memperkirakan laju inflasi akan kembali ke pola normal pada Februari 2015 setelah kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.


"Inflasi month to month (bulanan) akan kembali ke pola normal pada Februari 2015," ujar Hendar saat menghadiri seminar nasioal bertajuk Outlook Perekonomian Indonesia Tahun 2015 di Gedung BI, Jakarta, Kamis (4/12/2014).

Hendar menuturkan kebijakan penaikan harga BBM bersubsidi memang akan mendorong inflasi ke tingkat yang lebih tinggi. Namun, kenaikan itu diperkirakan hanya terjadi pada tiga bulan pertama setelah kenaikan harga BBM.

"Dua minggu yang lalu pemerintah menaikkan harga BBM. Dalam jangka pendek memang akan mendorong inflasi ke arah lebih tinggi, namun dalam jangka panjang banyak hal positif, bisa mengurangi impor minyak, realokasi ke infrastruktur, juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi," ujarnya.

Oleh karena itu, BI menyambut dan mendukung kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi tersebut sebagai langkah untuk reformasi fiskal yang dilakukan pemerintah serta BI juga memandang kebijakan tersebut sebagai langkah dasar dan sebagai bagian penting dari reformasi struktural dalam memperkuat fundamental perekonomian Indonesia.

"Meskipun terjadi peningkatan harga dalam jangka pendek, tekanan inflasi diyakini tetap akan terkendali dan bersifat temporer," pungkasnya.
, , , , , , , ,

Analisa Harga Emas Tahun 2015

www.bisnis-forex.com,Analisa Harga Emas Tahun 2015,Peningkatan permintaan emas dari China dan India, dua konsumen emas terbesar di dunia, diprediksi mampu mengembalikan kemilau harga emas pada 2015. Hal itu mengingat sepanjang tahun ini pergerakan harga emas tampak tak terlalu baik.

"Permintaan emas fisik di China dan India sempat menurun sepanjang 2014 di tengah tingginya harga saham di China dan kebijakan pengendalian harga emas di India," ungkap pakar strategi komoditas ANZ, Victor Thianpiriya melansir laman CNBC, Jumat (19/12/2014).


Namun dua hambatan tersebut telah berakhir di masing-masing negara dan membuat permintaan emas meningkat menghadapi 2015. Di china, permintaan emas akan kembali karena harga saham mulai menurun.

Thianpiriya mengatakam, harga emas akan naik ke level US$ 1.280 per ounce pada 2015, naik dari US$ 1.200 per ounce saat ini.

"Permintaan yang kuat pada 2013 dan saat memasuki 2014 membuat pasokan emas yang signifikan di China. Ini menyebabkan berkurangnya impor pada pertengahan 2014 yang telah membantu menaikkan harga saham," jelasnya.

Sementara di India, penghapusan pembatasan impor emas pada akhir November diharapkan dapat mengurangi tingkat penyelundupan dan meningkatkan ekspor legal. Para pedagang tak diharuskan lagi mengekspor 20 persen dari seluruh emas yang diimpor ke dalam negari.

"Ini merupakan perubahan signifikan di pasar emas India dan membuka seluruh saluran impor di sana," jelas Thianpiriya.

Meski begitu, tentu saja masih ada kemungkinan pembatasan jika impor emas telah melampaui kuota yang ditentukan pemerintah.

Meskipun penguatan dolar telah mengikis kemilau harga emas tahun ini, dia yakin permintaan emas akan membantu mengatasi goncangan dari penguatan dolar tahun depan.

Penguatan dolar memang dapat berdampak negatif pada harga emas karena membuat logam mulia tersebut tampak lebih mahal bagi para pembeli yang menggunakan mata uang asing.

Analis Fat Prophets David Lennox mengatakan, meski indeks dolar menguat, tapi kini lajunya tak terlalu cepat. Itu dapat memberika dorongan terhadap pergerakan harga emas tahun depan.

Selain itu festival Dhanteras dan Diwali di India diprediksi akan meningkatkan permintaan dan menjadi dorongan lain bagi kenaikkan harga emas.
, , , ,

Jumlah Dana Investor Asing Di Bursa Indonesia

www.bisnis-forex.com,Jumlah Dana Investor Asing Di Bursa Indonesia,Meskipun mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2014 ini, investor asing ternyata masih tetap melirik Indonesia sebagai tempat untuk berinvestasi. Hal tersebut terlihat dari perkembangan dana asing yang masuk di Bursa Efek Indonesia (BEI). 
Kepala Divisi Penilaian Perusahaan Group 2 BEI, Umi Kulsum menjelaskan, investasi asing terus menanamkan dananya setiap tahun di Indonesia baik melalui sektor riil sampai pasar modal.
Di pasar modal sendiri, aliran dana investor asing yang masuk ke pasar modal Indonesia dalam beberapa  tahun terakhir mencatatkan kenaikan yang signifikan.
Pada 2010, total aliran dana investor asing yang masuk ke pasar modal Indonesia tercatat mencapai Rp 85,77 triliun. Investor asing memang sempat menarik kembali dananya keluar dari pasar modal Indonesia di 2013 dengan jumlah Rp 20,64  triliun untuk merealisasikan keuntungan. 
"Namun sejak awal tahun ini sampai dengan 31 Oktober 2014, aliran dana investor asing mencatatkan rekor baru senilai Rp 45,27 triliun," jelasnya seperti dikutip dalam keterangan tertulis, Minggu (9/11/2014). 
Umi melanjutkan, salah satu langkah yang dilakukan oleh BEI selama ini untuk meningkatnya jumlah dana asing yang masuk tersebut adalah menambah varian produk di pasar modal. Salah satunya adalah dengan meningkatkan jumlah perusahaan yang mencatatkan sahamnya di pasar modal Indonesia. 
Sejak 1995 sampai dengan per 31 Oktober 2014 jumlah perusahaan yang sahamnya tercatat di BEI telah meningkat lebih dari dua kali lipat. 
Jika pada 1995 silam jumlah emiten di BEI baru mencapai 238 emiten, di tahun ini jumlahnya sudah mencapai 501 emiten. Emiten terakhir yang melantai di Bursa adalah PT Blue Bird Tbk (BIRD). Emiten ini resmi melantai pada Rabu (5/11/2014) kemarin. 
Harga saham operator taksi tersebut tercatat positif karena naik menjadi Rp 7.200 atau 10,7 persen dari harga penawaran perdana Rp 6.500 per saham.